Sabtu, 22 Oktober 2011

WAHAI PUTRIKU....!!!!!!


WAHAI PUTRIKU....!!!!!!
Putriku tercinta aku seorang yang telah berusia hampir 50 tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah banyak mengunjungi banyak negeri, dan barjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah nasihat-nasehatku. Di mana engkau belum pernah mendengar dari orang lain.
      Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih. Dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah, kerusakan mewabah, pakaian yang terbuka dan merangsang semakin merajalela dan  semakin meluas. Berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain, sampai tidak ada satu negeri Islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu. Negeri-negeri Syam (Syria, Yordania, Libanon, Palestina) sendiri dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
      Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau kenapa?
      Karena sampai saat ini, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka keadaan akan baik.
     Benar bahwa laki-lakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa,  wanita tidak akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membukakan pintu dia masuk, kau katakan pada si pencuri itu : “Silahkan…..,ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : “Maling….! Tolong….Tolong saya kemalingan.” Bila engkau mengerti bahwa semua laki-laki serigala dan engkau adalah domba, niscaya engkau akan lari dari mereka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau kau sadar bahwa mereka pencuri, engkau pun akan berhati-hati sebagimana seorang pelit takut kecurian.
      Ya demi Allah… tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu dihayalkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian.
      Demi Allah, begitulah. Jangan kau percaya apa yang dikatakan lelaki, bahwa dia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang shahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan. Demi Allah dia telah bohong! Bila engkau mendengar obrolan diantara anak-anak muda dalam kesepian mereka, engkau akan mendengarkan sesuatu yang mengerikan, senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya.
     Setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai putriku? Coba kau pikirkan!
     Kalian berdua sesaat dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya akan tetap merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda itu akan terus mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engkau yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng. Masyarakat yang zholim dapat mengampuni pemuda itu, dengan mengatakan : “Ia anak muda yang sesat lalu bertaubat.” Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selama-lamanya.
     Namun jika engkau bertemu pemuda, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar… dan kalau pengganggumu itu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membela. Setelah itu, anak-anak nakal takkan mengganggu gadis-gadis lagi. 
      Dan tentu, jika ia seorang pemuda yang shalih, ia akan datang kepadamu untuk minta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya ia akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan mendatangi orang tuamu untuk me-lamarmu.
     Wanita, bagaimanapun status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya tidak akan mendapatkan sesuatu yang sangat diangan-angankan dan kebahagiaan, kecuali dalam perkawinan. Menjadi istri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan mendidik keluarganya. Baik wanita itu seorang ratu, putri raja atau seorang bintang film kenamaan yang penuh dengan gemerlapan dan mempesona kebanyakan wanita.
      Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putra-putrinya adalah wanita amoral.
     Sesungguhnya krisis pernikahan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis pernikahan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan istri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk menikah tidak mendapatkan suami. Menga-pa wanita-wanita yang baik belum juga sadar ? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu dari pada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu, karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh kerena yang menjadi korban keru-sakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
     Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertaqwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beri-tahukanlah akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : “Kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda yang mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecan-tikan itu akan kekal ?. Semua mahluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan simpati?”
    Tahukah kalian, siapa yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek ? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu di tengah rakyatnya. Duduk diatas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Kalian sendiri lebih tahu apa yang terjadi dengan nenek itu.
    Di Brussel, di sebuah trotoar yang ada di persimpangan jalan, aku menyaksikan seorang nenek tua yang tak mampu menyangga kedua kakinya, anggota tubuhnya bergetar karena dimakan usia. Perempuan tua itu ingin menyebrang, sementara mobil-mobil di sekelilingnya hampir saja melindasnya, tetapi tak seorangpun yang mau menggandeng tangannya.
    Maka aku katakan kepada pemuda yang bersamaku: “Hendaknya salah seorang dari kalian menghampiri dan menolongnya.”
     Waktu itu kami bersama seorang kawan yaitu Ustadz Nadim Zhubayyan, ia telah tinggal di Brussel lebih dari 40 tahun. Beliau berkata kepadaku: “Tahukah anda bahwa nenek tua itu dulunya adalah seorang primadona negeri dan banyak memberikan fitnah bagi manusia? Para lelaki selalu menguntitnya dengan segenap hati (dan apa yang di kantong mereka) untuk sekedar mendapatkan pandangan atau sentuhannya. Tetapi ketika masa bunganya telah habis dan kecantikannya sirna, tak seorang pun yang anda lihat mau menyentuh tangannya.
     Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
      Berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut di kasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
     Saya tidak meminta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita masa kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, tidak. Kami tahu bahwa perubahan cepat itu mustahil, ibarat malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya. Allah tidak akan memindahkan dari kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi dia memasukkan siang ke dalam malam dan engkau tidak merasakan perubahan itu. Demikian pula perubahan manusia dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa tua. Sama halnya dengan perubahan sebuah negeri dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan setapak demi setapak, kalian memendekkan pakaian sedikit demi sedikit. Kalian pertipis kerudung dan sabar melalui masa yang panjang. Kalian lakukan perubahan ini sedang lelaki shalih tidak menyadari. Di universitas-universitas Islam, mahasiswa muslim duduk dengan mahasiswi muslimah dengan aurat terbuka. Tak seorang pun orang tua muslim mengingkari.
      Hal semacam ini banyak. Tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari, atau dalam waktu singkat, melainkan dengan kembali ke jalan yang benar, jalan yang semula kita lewati untuk menuju kejelekan. Walaupun jalan itu sekarang telah jauh. Orang yang tidak mau menempuh jalan yang panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kami mulai dengan memberantas pergaulan bebas, ketika seorang gadis bercampur baur dengan yang selain mahramnya, seorang istri menyambut kawan suami di  rumahnya atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan. Atau seorang gadis menjabat tangan pria di universitas, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian dan lupa bahwa Allah menjadikan ia sebagai wanita dan si kawan sebagai pria, satu dengan yang lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari jiwa mereka.
     Kata mereka :”Pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan kegiatan seksualitas di dalam jiwa”. Untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah yaitu Amerika! Apakah mereka belum membaca bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya siswi-siswi hamil ?. Karena itu, mereka mengajarkan pelajaran seks di sekolah-sekolah, artinya mereka menuangkan bensin ke dalam api. Sebab mereka menjelaskan kepada para gadis yang suci dan tak mengerti soal seksualitas, apa yang tersembunyi dari aurat laki-laki, serta apa yang di lakukan laki-laki jika sedang berduaan dengan wanita. Sementara ada setan-setan dari jenis munusia yang mengajak agar kita melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Sebagaimana mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menengah untuk menggunakan pil pencegah kehamilan.
      Saya tidak berbicara kepada para pe-muda. Saya tidak ingin mereka mendengar. Saya tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan saya. Karena saya telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar mereka peroleh. Akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku. Wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah  bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau. Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban Iblis. Jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan bebas demi kebebasan, modernisasi, kemajuan dan kehidupan kampus. Sungguh keba-nyakan orang yang terlaknat itu tidak beristri dan tidak punya anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian, mereka menganggap kalian sebagai pemuas kelezatan sementara. Sedang saya adalah seorang ayah dari beberapa gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.
      Bila anak putri telah jatuh, tak seorang pun diantara mereka mau membimbing tangannya atau mengangkat dari lembah kejatuhan. Yang engkau dapati, mereka saling memperebutkan kecantikan gadis itu, selama kecantikan itu masih ada. Bila sudah hilang, mereka pun pergi mening-galkan anak putri tersebut. Sebagaimana anjing-anjing meninggalkan bangkai yang tak berdaging sedikit pun.
     Inilah nasehat padamu, putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan ditangan kaum lelaki kunci pintu kebaikan. Bila mau, perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun akan menjadi baik.

Disadur dari Kutaib “Yaa Binti” (Terj), Syaikh Ali Thanthawi



SAUDARIKU MENGAPA ENGKAU ENGGAN BERJILBAB


SAUDARIKU MENGAPA ENGKAU ENGGAN BERJILBAB
selagi  Allah  I memerintahkan  suatu  perintah  kepada kita, maka Allah tahu bahwa perintah itu untuk  kemaslahatan kita
       dan itu merupakan salah satu faktor kebahagiaan kita. Selagi Allah memerintahkan wanita untuk berjilbab, maka Dia juga tahu bahwa ini dimaksudkan sebagai faktor kebahagiaan dan kehormatan diri wanita tersebut.
            Karena Allah I Maha Mengetahui, dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, mengetahui sejak manusia belum diciptakan, mengetahui apa yang bakal terjadi pada masa mendatang tanpa batas, mengetahui peristiwa-peristiwa yang belum terjadi, maka logiskah jika firman Allah I yang memiliki ilmu seperti ini ditolak oleh seseorang, lalu dia menerima perkataan manusia yang memiliki setumpuk kekurangan, yang ilmunya serba terbatas, kemudian dengan pengetahuannya yang terbatas itu dia ingin membantah firman Allah tentang kewajiban berjilbab dengan mengatakan bahwa dengan berjilbab dapat mengakibatkan pengangguran, dengan berjilbab tidak laku nikah, dengan jilbab terkucil dari pergaulan, dengan jilbab……?!
            Selagi sebagian ukhti (saudari) yang belum berhijab dinasehati, maka diantara mereka ada yang buru-buru menjawab, "Aku juga wanita muslimah yang selalu menjaga shalat wajib maupun sunnah, aku juga puasa Ramadhan, melaksanaan kewajiban haji, pernah berumrah beberapa kali, tetapi aku belum merasakan kemantapan jika berhijab."
            Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly menanggapi ucapan mereka dengan mengatakan: "Kalau memang Anda sudah dan selalu melaksanakan amalan-amalan yang terpuji, yang muncul dari iman dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta takut siksaNya jika meninggalkan kewajiban-kewajiban itu, lalu mengapa Anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah-perintah itu adalah satu?
            Seperti shalat yang selalu Anda laksanakan. Itu merupakan kewajiban berdasarkan nash Kitab Allah. Hijab juga wajib, dan kewajibannya tidak bisa diragukan di dalam Kitab serta sunnah. Atau apakah Anda tidak pernah mendengar celaan Allah terhadap Bani Israil, karena mereka melaksanakan sebagian  perintah dan meninggalkan sebagian yang lain?
            Firman Allah I yang artinya: "Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiada alasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu perbuat." (Al-Baqarah: 85).
Perhatikanlah pula hadits ini, artinya:
 "Sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan adzabnya pada hari kiamat adalah orang yang diletakkan kedua kakinya pada dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaimana bejana yang digodok dengan menggunakan tempayan besar." (HR. Al-Bukhari).
Perhatikanlah !
Kalau seperti ini gambaran adzab paling ringan pada hari kiamat, lalu bagaimana adzab bagi orang yang secara nyata diancam oleh Allah dengan siksa yang sangat berat sebagaimana terkandung dalam ayat ini, karena dia beriman kepada sebagian yang lain dan meninggalkan sebagian yang lain?
Wahai Ukhti..!
Apakah hanya karena mementingkan penampilan dan untuk membangga-banggakan diri di dunia, sehingga Anda rela menjual akhirat Anda, dan Anda siap untuk menerima adzab yang pedih?
Kami tidak berharap kecuali kebaikan di dunia dan di akhirat. Kami hanya berharap agar Anda mau menggunakan akal sehat demi kebaikan ini.
Untaian Kata untuk Ukhti
            Dengan bersaksi kepada Allah, kami benar-benar mengkhawatirkan dirimu akan mendapatkan siksa Allah. Kami benar-benar berhasrat untuk menyelamatkanmu dari segala mara bahaya yang akan ukhti hadapi di dunia dan di akhirat. Ini merupakan kewajiban orang muslim kepada muslim lainnya.
            Diantara resiko yang akan menimpa ukhti yang tidak berhijab, baik di dunia maupun di akhirat telah disebutkan Nabi r yang artinya:
"Pada akhir ummatku akan muncul kaum laki-laki yang menaiki pelana seperti layaknya laki-laki, mereka turun di ambang pintu masid-masjid, wanita-wanita berpakaian tapi laksana wanita telanjang, di atas kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat." (HR. Imam Ahmad. Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih).
            Wahai ukhti yang tidak berhijab! Apakah Anda tahu makna laknat? Laknat artinya penjauhan dari rahmat Allah.
            Dalam hadits ini Rasulullah r memerintahkan agar melaknat jenis wanita seperti yang disebutkan itu, yaitu mereka yang mengenakan baju, tetapi tidak sampai menutupi auratnya. Jadi seakan-akan mereka telanjang. Dalam hadits lain beliau bersabda:
سِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَىهُمَا بَعْدَ: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ  كاَسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُأُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَيَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
"Dua golongan termasuk penghuni neraka, yang tidak pernah kulihat seperti mereka berdua, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi. Mereka mencambuki manusia dengannya, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, bergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR. Muslim).        
Karakter kelompok yang dikabarkan Nabi  r dalam hadits ini adalah:
1.Mengenakan pakaian tetapi menyerupai orang telanjang. Pakaian-pakaian tersebut tidak menutupi aurat, karena amat pendek, tipis/tembus pandang dan ketat.
2.Berlenggak-lenggok di depan umum untuk mencari perhatian laki-laki.
3.Bergoyang, sehingga membangkitkan nafsu birahi laki-laki.
4.Kepalanya nampak lebih tinggi, karena dia membuat seni hiasan dari rambut sintesis (semacam sanggul) atau dari lainnya. Saking tingginya dia seperti punuk unta yang sedang berjalan.
Kami hanya menginginkan kebaikan bagi ukhti. Semoga ukhti sanggup untuk mengalahkan setan yang berwujud manusia maupun jin, lalu ukhti berketetapan memburaikan belenggu dan melepaskan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, kehormatan dan kesucian.
Apakah Ukhti Sudah Merasa Aman?
            Wahai ukhti yang tidak berhijab! Kalau Anda menolak berhiijab dengan alasan masih kanak-kanak, apakah Anda sudah merasa aman dengan umur Anda? Apakah Anda sadar bahwa tidak ada seseorang yang akan mengabarkan saat kematian? Maka boleh jadi kematian akan menghampirimu setahun, sebulan, sepekan, sehari, sejam, atau sedetik kemudian. Semua ini sangat mungkin, karena memang kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang.
Wahai ukhti!
Kematian tidak akan mengetuk pintu orang yang sakit saja, tidak pula orang lanjut usia saja, tetapi juga orang yang segar bugar, remaja dan bahkan anak-anak yang masih menyusu ke ibunya.
Nasehat untuk Para Wali
            Para wali, baik bapak atau ibu yang melarang anak-anak putrinya berhijab dengan berbagai alasan, mempunyai tanggung jawab yang besar di hadapan Allah pada hari kiamat.
Allah akan menanyakan tindakannya itu pada hari kiamat, saat hisab dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban. Firman-Nya yang artinya:
"Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian), karena sesungguhnya mereka akan ditanya." (Ash-Shaffat: 24).
            Nabi r bersabda, artinya:
"Setiap orang diantara kamu menjadi pemimpin dan setiap orang di antara kamu akan ditanya tentang yang dipimpinnya…" (HR. Bukhari).
            Bapak merupakan pemimpin pertama dalam rumah tangga.
Pada hari kiamat dia akan ditanya tentang setiap orang yang berada di bawah kepemimpinannya.
            Maka hendaklah setiap bapak atau ibu bertanya kepada dirinya sendiri: Telah berapa banyak para pemuda yang terpesona oleh anak putrinya? Seberapa jauh anak putrinya akan menyebabkan peyimpangan para pemuda? Seberapa jauh anak putrinya akan mendapatkan
perlakuan tidak patut dari pemuda itu?
Dan semua itu kelak akan dituntut  pertanggungjawabannya di pengadilan Allah I. Maka siapkanlah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan itu! Wallahu A’laa
@Abu ‘Ubaidillah
Maraji’:
1.     Ila Ukhti Ghairil-Muhajjabah, mal-Mani’u minal-Hijab (terjemah) Karya Abdul Hamid Al-Bilaly.
2.     Risalah ila kulli Muslimin wa Muslimah (terjemah) Karya Syaikh Muhammad Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah.



Ingin Tampil Menarik, Ternyata?


Ingin Tampil Menarik, Ternyata?

Ingin Tampil Menarik, Ternyata?
  Berpenampilan menarik merupakan dambaan setiap orang, khususnya remaja puteri. Maka    pelbagai cara  pun  dilakoni, termasuk di antaranya adalah dengan menggunakan pakaian ketat—hip style.
Pola berpakaian ketat ternyata membawa dampak negatif yang tidak sedikit bagi kesehatan pemakainya—belum lagi jika dilihat dari sisi syariat yang sudah jelas keharamannya.
PANDANGAN KALANGAN MEDIS TENTANG PAKAIAN KETAT
                Kalangan medis menyatakan bahwa pakaian sempit itu merupakan siksaan bagi kebebasan tubuh, juga bahaya murni bagi kesehatan, sel-sel tubuh, pori-pori dan berbagai organ tubuh khususnya organ reproduksi serta organ sirkulasi dan gerak. Pakaian sempit bahkan dapat menyebabkan banyak wanita mengalami kemandulan atau melahirkan secara abnormal (prematur) sehingga membutuhkan operasi caesar, atau merobek dinding rahim.
                Dampak pakaian sempit pada organ-organ sirkulasi menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi, akibat menyempitnya pembuluh darah.
                Ahli medis juga telah mengingatkan para penggemar pakaian ketat—atau pun yang sekadar ikut-ikutan—bahwa celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit paresthesia, yaitu perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya. Selain itu, pakaian ketat juga sangat berpotensi menyebabkan gangguan-gangguan pada kulit.
SOLUSINYA
                Di antara nasihat yang disampaikan oleh kalangan medis kepada para penggemar pakaian ketat adalah meninggalkan pakaian tersebut dan menggantinya dengan pakaian yang longgar atau baju terusan saja.
                Islam sendiri telah mengatur rambu-rambu berpakaian bagi wanita muslimah, dan di antaranya adalah perintah untuk mengenakan hijab (jilbab). Allah berfirman (artinya),
                “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang yang mukmin. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal …”. (QS. Al Ahzab: 59).
Hal senada disampaikan oleh Rasul-Nya r,
            "Dua golongan termasuk penghuni neraka, yang belum pernah kulihat, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi. Mereka mencambuki manusia dengannya, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, bergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR. Muslim).           
Karakter kelompok yang dikabarkan Nabi  r dalam hadits ini adalah:
1. Mengenakan pakaian tetapi menyerupai orang telanjang. Pakaian-pakaian tersebut tidak menutupi aurat, karena amat pendek, tipis/tembus pandang dan ketat.
2. Berlenggak-lenggok di depan umum untuk mencari perhatian laki-laki.
3. Bergoyang, sehingga membangkitkan nafsu birahi laki-laki.
4. Kepalanya nampak lebih tinggi, karena dia membuat seni hiasan dari rambut sintesis (semacam sanggul) atau dari lainnya. Saking tingginya dia seperti punuk unta yang sedang berjalan.
Syarat-syarat hijab:
1.    Hendaklah hijab tersebut menutupi seluruh tubuh wanita (sebagian ulama juga mewajibkan untuk menutup wajah dan telapak tangan).
2.    Hendaklah hijab tersebut tidak berupa perhiasan dan bersulam dengan berbagai macam warna yang menarik perhatian orang.
3.    Hendaknya hijab tersebut tidak terlalu tipis, tapi hendaknya panjang dan tidak menampakkan bentuk tubuh, luas dan tidak sempit—pakaian ketat, sudah jelas gugur pada kriteria ini.
4.    Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir dari segi mode dan potongan, akan tetapi hendaklah hijab itu biasa-biasa saja dan dalam bentuknya yang asli.
5.    Hendaklah  hijab tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki, baik warna maupun corak.
JILBAB BUDAYA ARAB?
                Sebagian wanita enggan untuk mengenakan jilbab, dengan alasan bahwa jilbab bukanlah kewajiban bagi seluruh wanita muslimah, akan tetapi hijab/jilbab adalah bagian dari budaya Arab.
                Jilbab belum ada sebelum datangnya Rasulullah r di Makkah dan Madinah. Maka pernyataan bahwa semua itu produk Arab adalah sebuah kelalaian yang keterlaluan dalam memahami sejarah. Dan sayang sekali masalah demikian justru keluar dari mulut orang-orang yang mengaku sebagai orang-orang terdidik.
                Para wanita Arab jahiliyah tidak mengenakan jilbab. Bahkan para wanita muslimah pun tidak pernah mengenakan jilbab sampai turunnya ayat hijab yaitu surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Dan kedua ayat ini turun di masa Madinah, yaitu fase kedua kenabian. Artinya paling tidak ada masa 13 tahun lamanya jilbab tidak atau belum dikenakan oleh wanita muslimah di masa itu. Apalagi wanita yang bukan muslimah, mereka memang tidak mengenakannya.
                Jadi pemandangan wanita di Saudi Arabia sekarang ini, di mana mereka mengenakan cadar hitam yang tertutup sampai wajahnya tentu tidak pernah kita dapati di masa sebelum Islam turun. Ini perlu diperhatikan dengan cermat.
                Jilbab bukanlah produk bangsa Arab, tapi produk "langit". Jadi orang-orang yang anti dengan syariat Islam perlu belajar sejarah lebih dalam agar ketika "menyerang" dengan tuduhan, tidak menjadi bahan tertawaan ahli sejarah. Sungguh kasihan!
WANITA DALAM ISLAM
                Masalah wanita sangatlah diperhatikan oleh Islam, dan banyak sekali ayat yang Allah turunkan yang ditujukan kepada wanita. Bahkan ada satu surat di dalam Al-Qur’an yang dinamakan Surat “An-Nisaa” (wanita-wanita).
                Allah I telah menjelaskan dalam kitab-Nya melalui lisan Rasul-Nya hukum-hukum yang berkenaan dengan wanita serta pengajaran-pengajaran yang menyelamatkannya dari cakar-cakar kejahiliyaan, dari tempat pelampiasan hawa nafsu dan syahwat. Wanita di dalam Islam merupakan ibu, istri, saudara kandung dan anak perempuan yang  memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah r untuk diperlakukan dengan baik ketika haji wada’ (haji perpisahan).
                Allah I, memerintahkan kepadanya untuk memakai hijab dan menetap di rumah. Ia merupakan ketenangan yang nikmat bagi suami dan merupakan ibu harapan bagi anak-anak, maka tempat yang cocok untuk kehalusan dan kelembutannya itu adalah rumah, sebagaimana Firman Allah I, artinya:
 “Dan menetaplah di rumah-rumah kalian”. (QS. Al-Ahzab:  33).
                Islam melarangnya dari bertabarruj (berhias/berdandan dan bertingkah yang berlebih-lebihan) serta memerintahkannya untuk melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya agar kehormatannya lebih terjaga.
                Maka ketika musuh-musuh Islam melihat penghargaan yang diberikan kepada wanita muslimah, mereka menjadi iri. Mereka pun kemudian melakukan makar (rencana jahat) terhadapnya dan menanti-nantikan marabahaya menimpanya. Mereka memasang perangkap untuknya. Lalu mereka mendatangkan gerakan-gerakan beracun yang kelihatannya adalah rahmat namun pada hekekatnya adalah azab. Gerakan kebebasan—gerakan persamaan (emansipasi)—gerakan gombal.
                Gerakan-gerakan tersebut berusaha keras untuk menghancurkan martabat dan akhlak wanita. Dengan rencana-rencana jahat tersebut, maka banyak wanita muslimah yang memakai pakaian telanjang kemudian bergentayangan di lapangan-lapangan dengan (menyebarkan) senjata kotornya, yaitu senjata rayuan gombal. Wanita muslimah itu pun kemudian mempelajari ilmu-ilmu magis rayuan dengan perantara film-film bugil, cerita-cerita porno dan gambar-gambar telanjang. Mereka kemudian mendapati pria dan wanita bebas, yang dengan lidah dan kulitnya (yang tersingkap) mereka jelaskan kepadanya bagaimana menjadi seseorang yang berpenampilan seksi dan menggiurkan, baik di dalam rumah maupun di jalanan. Menggiurkan dalam ucapan dan gerakan, serta dalam pakaian dan perhiasan, begitu pula dalam gaya jalan, gaya duduk dan tatapan mata yang mempesonakan.
                Namun jika wanita muslimah tersebut merupakan wanita yang konsekuen dengan hijab syar’iy (hijab yang diperintahkan) oleh agama, mereka pun (musuh-musuh Islam) menuduhnya dengan berbagai macam tuduhan. Inilah  yang menyebabkan pertahanan wanita muslimah tersebut kembali menjadi rapuh sehingga ia pun kemudian memasrahkan dirinya untuk mengikuti kenyataan.
Namun Allah I berfirman, artinya:
                “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai”.(QS. At Taubah: 32).
                Namun, masih banyak pemudi-pemudi Islam yang tidak terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran bejat itu. Bahkan mereka memandangnya dengan pandangan ejekan, mereka masih  memandang kepada kemuliaan Islam dan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Maka semoga Allah I memelihara mereka dengan menutupi aib-aib mereka dengan hijab, dan hanya kepunyaan Allahlah segala puji dan segala pertolongan.
KISAH DAN PELAJARAN
Wanita Penghuni Surga
                Ada seorang wanita berkulit hitam dan bertubuh besar, datang menemui Rasulullah r. Wanita itu bertanya, "Wahai Rasulullah! Aku biasa terserang penyakit ayan dan sering terbuka auratku. Berdoalah kepada Allah untuk kesembuhanku." Beliau menjawab, "Kalau engkau mau bersabarlah, sebagai balasannya engkau akan masuk surga. Tetapi jika engkau mau, akan aku doakan, semoga Allah memberi kesembuhan kepadamu." Sang wanita menjawab, "Aku akan bersabar. Tetapi doakanlah agar auratku tidak terbuka (ketika penyakitku kambuh)." Maka beliau pun mendoakannya agar tidak terbuka auratnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
                Subhanallah…! Seorang wanita berkulit hitam, berbadan besar, terbuka auratnya tanpa sengaja, dia sudah mendapat keringanan, tetapi ia justru memohon kepada Nabi r untuk mendoakannya agar tidak terbuka auratnya.
                Lalu bagaimana nasib kalangan wanita di jaman sekarang ini yang membuka auratnya dengan kemauan sendiri, memamerkannya di hadapan kaum lelaki, sementara mereka adalah wanita-wanita cantik berkulit putih? Tidakkah engkau ingin wahai Saudari, untuk tergolong di antara wanita surga?